Bismilahirrohmanirohim...
Alhamdulillahi robbil'alamin...
Allohuma Sholi 'ala Muhammad, Allohuma sholi 'alaihi....
Kawan, pernahkah kita merenungkan tentang diri kita sendiri, pernahkah kita bertanya kenapa kita mesti lahir dari wanita yang kita sebut Ibu ( ibu kita masing-masing tentunya ) ? kenapa bukan dari wanita lain ?Kenapa saya lahir dari wanita Fulanah ? kenapa bukan dari Misalle Obahmah ?
Aah...ini kan pertanyaan yang mengada-ada...!! Terlalu mengada-ada, kurang kerjaan !!
Tetapi bila direnungkan benar-benar, ternyata kita memang sejak awalnya tidak diberi pilihan. Ternyata kita bisa sampai berada didunia ini bukan merupakan pilihan kita, kita tidak bisa memilih. Kita tinggal menerima dan menjalaninya.
Beruntungkah kita atau justru Kecewakah kita ?
Sudahlah kita jalani saja, seperti yang sering kita dengar dari pengajian-pengajian, bahwa hidup ini hanya Sak dermo , hanya sekedarnya, maka terimalah apa yang telah kamu terima, jalani apa yang harus kamu jalani. ( Kata para Kyai, kita harus Qona'ah ). Siapapun orang tua kita, Harus kita horamati.
Kawan, dalam kesempatan ini sebetulnya saya mau menuliskan tentang
siapa to yang di maksud Orang Tua kita ? ( opo maneh iki....!!? Lha wong sudah jelas koq masih tanya siapa ? ).
Eit...dengar dulu ceritanya.. berikut ini...!
Once upon time, Suatu ketika , Setelah melaksanakan Sholat I'ed, para santri Ponpes Az-Zuhri Ketileng Semarang pada sowan kepada Abah, Mudir'am Ponpes Az-Zuhri. ( Katanya ini memang sudah menjadi tradisi di Ponpes Az-Zuhri ).
Tradisi ini menurut yang diajarkan Abah, selain untuk nguri-nguri tradisi budaya khususnya Jawa, ternyata juga memiliki makna filosofis yang dalam. Ini berkaitan dengan hormat kepada orang tua Bi'rul walidain. Ternyata yang dimaksud orang tua itu bukan hanya Bapak dan Ibu kandung dan atau Mertua. Tetapi ada yang lebih utama yang harus lebih kita hormati yang harus lebih kita taati perintahnya.
Siapa itu ?
Yaitu Guru Ngaji. Beliau inilah yang menjadi Orang Tua ke tiga kita. Dan dari ketiganya itu yang harus diutamakan, dan harus didahulukan adalah Guru Ngaji kita.
Mengapa begitu ?
Karena Bapak Ibu kandung kita, atau disebut orang tua bi nasab, adalah orang yang mengantarkan kita memasuki ke kehidupan dunia ini. Sedangkan Bapak dan Ibu Mertua, adalah orang tua yang memberikan kesenangan, karena atas restu mertua ini kita mendapatkan Istri atau Suami, yang menjadikan hidup kita didunia ini lebih menyenangkan.
Kemudian Guru ngaji, yang dimaksud disini adalah Guru mursyid kita yang mengajarkan tuntunan keimanan ketauhidan dan ajaran Agama. Yang disebut sebagai Bapak Ruh atau Abu Ruh. Abu Ruh inilah yang memberi bekal dan membimbing kita dalam menghadapi kehidupan selanjutnya. Beliau akan bersama kita, membantu dan membimbing kita di alam kehidupan nanti. ( kita yakin to kalau ada kehidupan setelah mati ..?! ).
Dari ke tiga Orang tua itu mana yang harus diprioritaskan ?. kalau pada saat yang sama ketiga-tiganya memerlukan kehadiran kita ? atau ketiganya memerintahkan sesuatu yang berbeda dan kita harus memilih ? Tentunya Abu Ruh yang harus diprioritaskan.
Ooo.. begitu to..?!
Sehingga pantas sekali ketika setelah Sholat I'edul Fitri, para santri di Ponpes Az-Zuhri tidak pulang untuk sungkem kepada orang tua kandungnya dulu, tetapi sungkem dulu kepada Gurunya, Kapada Kyainya.
Pemahaman ini baru saya peroleh setelah saya ngaji kepada Abah di Ponpes Az-Zuhri. Sehingga sejak saat itu, ketika Hari Raya Idul Fitri saya belum akan pulang ke Orang tua di kampung halaman, sebelum sungkem dengan Abah. Sebab beliau Abah adalah Guru Saya, Guru Ngaji saya. ( Semoga Allah meridhloi. Amin ).
Kawan, dari sedikit cerita diatas, ternyata sebetulnya dalam mencari ridhlo Allah banyak hal yang kelihatannya sepele, yang kadang seolah-olah kita sudah tahu, ternyata kita sering keliru. Iitulah sebabnya betapa pentingnya kita mencari orang tua ke tiga, mencari Guru yang bisa membimbing kita dalam hal keimanan, ke Tauhidan, Agama, dan peribadatan. Insyaallah Hidup kita akan berkah di dunia dan akherat kelat. Amin
Sekian dulu kawan, semoga bermanfaat, semoga Allah senantiasa ridho pada kita semua. Amin.
Wasalamu'alaikum Warohmatullah wa barokatuh...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar